RINGKASAN WORKSHOP NASIONAL K3
“APLIKASI RISK ASSESSMENT DI PERUSAHAAN UNTUK MANAJEMEN DAN STAF SENIOR”
Jakarta, 20 – 21 Januari 2010
Hari Ke-1, Sesi Ke-1
Pengelolaan Risiko Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
Oleh : Suseno Hadi
- Setiap tahun 2.3 juta pekerja meninggal akibat work-related accidents dan 1.95 juta pekerja meninggal akibat work-related diseases. Kecelakaan juga menyebabkan kerugian ekonomi sebesar US$1.25 trillion (ILO, 2009)
- Berdasarkan tingkat kecelakaan kerja, Indonesia menempati urutan ke-152 dari 153 negara yang diteliti. Tahun 2010, Indonesia diperkirakan masih berada diperingkat 100 ke atas (Depnaker, 2009)
§ Manajemen risiko ditujukan untuk mengurangi berbagai resiko pada tingkat yang tolerable (accepted level)
§ Bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan celaka/luka/kerugian, kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan, kerusakan property, dan lain-lain.
§ Risiko adalah kemungkinan/probabilitas terjadinya cidera dari suatu bahaya. Risiko merupakan fungsi dari severity (consequence) dan likelihood (probability).
§ Proses manajemen risiko:
- Identifikasi sumber-sumber bahaya (Hazard and Risk Identification)
- Penilaian resiko (Risk Assessment)
- Pengendalian bahaya dan resiko
§ Jenis-jenis penilaian risiko:
- Kuantitatif
- Semi kuantitatif
- Kualitatif
§ Pengkajian ulang manajemen risiko dilaksanakan ketika:
- Adanya perubahan internal
Contoh: sebelum modifikasi, perubahan atau pengenalan material baru, mesin atau proses, prosedur kerja.
- Adanya perubahan eksternal
Contoh: adanya amandemen peraturan dan adanya perkembangan ilmu dan teknologi.
.
Hari Ke-1, Sesi Ke-2
Aplikasi Risk Assessment di Perusahaan
Oleh : Nasrul Sjarief
§ Alasan pentingnya risk assessment dilaksanakan:
- Human Factors : menyelamatkan kehidupan, menghentikan cidera dan sakit akibat pekerjaan, meningkatan disiplin, moral, partisipasi dan keterlibatan pekerja
- Legal Factors: memenuhi dan mentaati peraturan perundangan yg berlaku.
- Financial Factors : mengendalikan biaya, mutu, meningkatkan produktivitas, delivery on time, menurunkan tingkat absensi, meningkatkan nilai saham.
§ Elemen utama manajemen risiko:
1. Penetapan Konteks
2. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification);
3. Penilaian Risiko (Risk Assessment);
4. Pengendalian Risiko (Risk Control);
5. Risk Monitoring;
6. Risk Review;
7. Komunikasi dan Konsultasi
§ Peran dan tanggung jawab manajemen dalam manajemen risiko:
- Menetapkan dan menunjuk ketua team;
- Menjamin rekomendasi pengendalian risiko diimplementasikan tanpa ditunda;
- Menginfokan kepada semua pekerja:
o Risiko yang terdapat di tempat kerja;
o Cara-cara untuk mengendalikannya
- Menyediakan catatan temuan dari pelaksanaan risk assessment (Risk assessment register);
- Mengesahkan dan menyetujui hasil pelaksanaan risk assessment;
- Mereview dan memperbarui apabila terjadi perubahan atau kecelakaan di tempat kerja.
§ Peran dan tanggung jawab pekerja dalam manajemen risiko:
- Berpartisipasi dan membantu pelaksanaan risk assessment;
- Mentaati atau mematuhi SOP yang ditetapkan untuk mengurangi atau meminimumkan risiko yang ada di tempat kerja;
- Menginfokan supervisor jika terdapat kelemahan SOP atau persyaratan lain dalam pengendalian risiko.
§ Langkah-langkah dalam melakukan manajemen risiko:
1. Preparation;
2. Hazards Identification;
3. Risk Evaluation;
4. Risk Control;
5. Record Keeping;
6. Implementation, Monitoring and Review
§ Preparation:
1. Pembentukan team
Penilaian risiko tidak pernah dilakukan oleh satu orang tetapi dilakukan oleh multi disciplinary team yang memiliki pengetahuan dan pengalaman terhadap pekerjaan yang dilakukan.
2. Pengumpulan informasi
Beberapa informasi yang diperlukan:
o Plant layout plan;
o Process flow chart;
o List of work activities;
o List of chemical used;
o List of machinery and tools used;
o Records of past incident and accident;
o Relevant legislation;
o Relevant codes of practice;
o Inspection records;
o Maintenance Record;
o Details of existing risk control;
o OSH audit reports;
o Feedback from staff, clients, suppliers or other stakeholders;
o Safe work procedures;
o Minutes of OSH Committee Meeting
o Other information such as MSDS, manufacturer’s instruction manual;
o Copies of any relevant previous risk assessments.
§ Hazard identification technique dibagi dalam 4 kategori, yaitu:
1. Process Hazards Identification;
Metode yang bisa digunakan:
o HAZOPS
o What if? Analysis
o Preliminary Hazard Analysis (PHA)
o Fault Tree Analysis (FTA)
o Cause Consequence Analysis (CCA)
o Concept Safety Review
o Checklist
o Standard/Code of Practice/ Literature Review
o Functional Integrated Hazard Identification (FIHI)
o Critical Examination of System Safety (CEX)
o Method Organized Systematic Analysis of Risk (MOSAR)
o Goal Oriented Failure Analysis (GOFA)
2. Hardware Hazards Identification;
o Safety Audit
o Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
o Failure Modes, Effects and Critically Analysis (FMECA)
o Maintenance and Operability Study (Mop)
o Maintenance Analysis
o Reliability Block Diagram
o Structural Reliability Analysis
o Vulnerability Assessment
3. Control Hazards Identification;
o Computer HAZOP
o Structured Methods
o Structured Analysis and Design Techniques (SADT)
o State-transition Diagrams
o Petri nets
o Graphe de Commande Etat-Transition (GRAFCET)
4. Human Hazards Identification.
o Task Analysis
o Hierarchical Task Analysis (HTA)
o Action Error Analysis (AEA)
o Human Reliability Analysis (HRA)
o Pattern Search Method
o Predictive Human Error Analysis (PHEA)
1. Identifikasi existing risk control
2. Menilai potential severity dari hazard
Contoh penilaian potential severity dari hazard berdasarkan AS/NZ 4306 – Risk Management Guidelines:
Level | Description | Detail Description |
1 | Insignificant | No injuries, low financial loss |
2 | Minor | First Aid Treatment, on site release immediately contained, medium financial loss |
3 | Moderate | Medical treatment required, on site release contained with out site assistance, high financial loss |
4 | Major | Extensive injuries, loss of production capability, off site release with no detrimental effects, major financial loss |
5 | Catastrophic | Death, toxic release off site with detrimental effect, huge financial loss |
3. Menentukan likelihood dari kejadian
Contoh penentuan likelihood berdasarkan AS/NZ 4306 – Risk Management Guidelines:
Level | Description | Detail Description |
A | Almost certain | Is expected to occur in most circumstances |
B | Likely | Will probably occur in most circumstances |
C | Possible | Might occur at some time |
D | Unlikely | Could occur at some time |
E | Rare | May occur only in exceptional circumstance |
4. Menilai tingkat risiko berdasarkan severity dan likelihood
Contoh penentuan tingakat risiko berdasarkan AS/NZ 4306 – Risk Management Guidelines:
Likelihood | Severity | ||||
Insignificant 1 | Minor 2 | Moderate 3 | Major 4 | Catastrophic 5 | |
A (almost certain) | H | H | E | E | E |
B (likely) | M | H | H | E | E |
C (possible) | L | M | H | E | E |
D (unlikely) | L | L | M | H | E |
E (rare) | L | L | M | H | H |
Keterangan:
Level | Description | Action |
E | Extreme Risk | Immediate action required |
H | High Risk | Senior management attention needed |
M | Moderate Risk | Management responsibility must be specified |
L | Low Risk | Managed by routine procedures |
§ Hierarchy of risk control:
1. Elimination
2. Substitution
3. Engineering control
4. Administrative control
5. PPE
§ Alasan perlunya record keeping:
- Menunjukkan proses dilakukan dengan layak
- Menyediakan bukti bahwa telah dilakukan pendekatan sistematis dalam identifikasi dan analisis risiko
- Menyediakan pengambil keputusan dalam merencanakan dan tindaklanjut pengendalian risiko
- Menyediakan sebagai mekanisme dan alat pertanggungjawaban
- Memfasilitasi monitoring dan review yang berkelanjutan
- Menyediakan bukti audit
- Memberikan dan mengkomunikasikan informasi
§ Risk treatment schedule and action plan berisi:
- Siapa yg bertanggung jawab untuk menerapkan rencana aksi;
- Sumber daya yang akan digunakan;
- Alokasi budget;
- Timetable untuk penerapan rencana aksi;
- Rincian mekanisme dan frekuensi review pemenuhan rencana pengendalian risiko
Hari Ke-2, Sesi Ke-1
What If : Tool Identifikasi Bahaya
Oleh : T. Saud P. Siahaan & Roslinormansyah
§ What if adalah sebuah teknik yang predictif, analitik dan sistematik untuk mengidentifikasi potensi bahaya, situasi yang berpotensi bahaya, atau suatu urutan kejadian yang dapat menghasilkan dampak yang tidak diinginkan.
§ Proses what if:
- Tim melakukan tukar pikiran (Brainstorming) untuk menyusun pertanyaan terhadap kondisi proses yang dimulai dengan kalimat “What if…?”
- Setiap pertanyaan yang disusun mewakili potensi kegagalan fasilitas atau ketidakbenaran operasional fasilitas
- Respon dari proses dan/atau operator selanjutnya dievaluasi untuk mendapatkan gambaran situasi/kondisi bila potensi bahaya benar-benar terjadi
- Kemudian “alat pengendali” (safeguards) dikaji kemampuannya terhadap probilitas dan keparahan suatu insiden untuk menentukan apakah perubahan alat kendali perlu dilakukan atau tidak.
§ Keunggulan What if:
- Sangat berguna untuk identifikasi potensi bahaya di awal sebuah proses, contoh bila hanya tersedia “alur proses” saja
- Analisis What If lebih menguntungkan ketimbang HAZOPs karena dapat dipakai pada situasi/kondisi apapun.
- Tidak mampu mengidentifikasi penyebab dasar kondisi/situasi
- Pertanyaan yang digunakan dapat menyebar sehingga tidak efisien dan efektif
Hari Ke-2, Sesi Ke-2
Job Safety Analysis (JSA)
Oleh : T. Saud P. Siahaan & Roslinormansyah
§ JSA adalah alat identifikasi bahaya yang fokusnya pada potensi-potensi bahaya yang ada di dalam tugas-tugas pekerjaan yang dapat menimbulkan insiden.
§ Kelebihan JSA:
- Proses identifikasi bahaya menjadi terorganisir dan pendekatannya sistematis
- Dalam identifikasi bahaya, penyebab dan langkah perbaikannya jelas
- Melibatkan karyawan – meningkatkan kepedulian
- Terstandarisasi dan berbasis pada aktifitas operasional
- Dapat menjadi dokumen pendukung saat :
o Investigasi/Analisis kecelakaan kerja
o Akuntabilitas
§ Tiga hal yang wajib dipertimbangkan saat menjalankan JSA:
- Apa yang dilakukan ? (Tugas)
- Apa risikonya ? (Potensi Bahaya - Hazard)
- Bagaimana dijalankan dengan aman ? (Pengendali)
§ Tahapan pembuatan JSA:
- Membagi (break down) pekerjaan/tugas dalam urutan-urutan
- Setiap tahap, potensi bahayanya diidentifikasi
- Tentukan pengendalian dari bahaya yang teridentifikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar